Historikal Punk
Secara filosofi Bahwa Punk adalah sebuah generasi yang lahir tumbuh dan berkembang bergeliat tak pernah ada akhir dalam sebuah pembahasan dan analisa budayanya. dari sisi sejarah. Bahwa PUNK secara ilmiah tidak pernah tertulis jelas kapan muncul dan siapa perintis awalnya, tidak akan pernah ketemu ujung ceritanya dan sangat sulit untuk merumuskan keberadaan Punk. Bahkan budayawan amerika yang menulis asal muasal punk di sebuah terbitan terkenal Maximum Rock’N Roll pun tidak pernah bisa merumuskan kapan Punk itu sendiri terbentuk. Tidak terpungkiri bawasanya awal mula sebuah jalan hidup Punk yang berkembang hingga tumbuhnya idialisme yang tumbuh seiring tatanan sosial dan iklim politik dan budaya berawal dari sebuah musik .namun sebelum itu di Era 60 an banyak gerakan pemuda yang bergejolak mengenakan atribut Rock yang lebih aku sebut Rock out law (Rock perlawanan) yang mirip dengan style dan gaya hidup para Punk sekarang di era tersebut, dan di eranya mereka mencoba memberi kesan dan arti atas komunitas yang dibentuk. Atau lebih enak ngomongnya komunitas perlawanan yang mereka bentuk di era itu sangat berarti. Dan gerakan-gerakan ini (perlawanan) terus berkembang dan di bawa oleh komunitas Punk hingga era 90an, bahkan hingga kini namun selalu mengalami perkembangan. kita dapat lihat dari apa yang mereka bawakan dan mereka sampaikan lewat lagu mereka terdapat kesan dan pesan, selalu membawa sebuah permasalahan dieranya. Mungkin akan terus seperti itu.
Kita lihat lagi ke sisi style dan gaya para Punk pada dasarnya tidak mengalami banyak perubahan yang begitu signifikan (mencolok) seperti MoHawk dan jaket spike mungkin sedikit ditambah sepatu boot atau emblem. Filosaofinya kenapa harus Mohawk,..? dari sejarah kita ambil pengertian bahwa Mohawk adalah suku tertua di benua Amerika yang di habisi oleh pendatang paska ekspansi Collombus. Kesimpulannya Punk mengadopsi gaya rambut ini sebagi bentuk kepedulian terhadap suku asli sebagai pewaris tunggal benua Amerika (yang kini sudah mulai habis). Jaket spike, boot, emblem saya lebih mengartikannya ekstrem atau radikal. Meskipun hal ini tidak pernah ada rumusan atau keharusan bahwa Punk harus ber Mohawk, bahwa Punk harus ini dan harus itu. Tapi yang jelas dari sisi penampilan Punk mengenakan apa yang dirasa perlu dan paham apa yang dikenakan (pakai) . Punk merupakan sebuah budaya yang dinamis dalam segi life stylenya.
Devinisi Punk
Begitu banya asumsi yang ada seiring nalar dan pemahaman personal tentang devinisi sebuah Punk, seorang punk pastilah mempunyai asumsi yang beragam menurut latar belakang pemahaman yang mereka peroleh baik dari input dari prespektif secara visual dan realita, secara historikal dan konsep - kadasar dasar dapat digaris bawahi bawasanya punk merupakan jalan hidup ( atau life style ) .dengan anti kemapanan Pergerakan punk yang sesungguhnya adalah sebuah gerakan revolusioner anti-penindasan dan sebuah gerakan libertarian dari kelompok orang-orang yang tidak puas dengan kondisi tatanan sosial,politik serta kemunafikan dsb. Dan punk menjadi sebuah counter-culture dan sebagai penyeimbang dengan pergerakan – pergerakanya, dalam konteksnya, punk adalah sebuah gerakan resistensi terhadap kebusukan kebusukan system. Kita semua dapat mempelajari mengenai soal tersebut dari sejarah munculnya budaya punk, hingga perkembangannya ataupun berbagai gerakannya dalam ruang lingkup sosial politik
Anarkisme Sebuah Alternative Bagi Para Punk
Apa hubungan Anarki dengan Punk diseluruh penjuru dunia. Ketika harus memilih diantara ideologi politik : Punk cenderung Anarkis. Ketidak setujuan mereka terhadap system hirarki resmi seperti pemerintah atau pengatur serta menghargai kebebasan dan tanggung jawab individu itulah yang menjadikan sesamaan prespektive seorang punk dengan konsep anarki
Dan yang jelas Anarki jelas bukan kekerasan atau kekacauan . Kalaupun aktifitas kekacauan yang mengatas namakan anarkis kita melihatnya harus pada sudut pandang dengan artikulasi dan makna yang jelas, pada dasarnya Indonesian punk mengadopsi anarkisme yang disesuaikan dengan kultur yang ada di negeri ini , anarkisme yang diadopsi dari sebuah konsep pemikiran dan berbagai varian varianya anarki yan kita bahas sebelumnya, ketika kita memandang dari konsep dasar tanpa pemerintah jelas cenderung otopis (hayalan/tidak mungkin) akan tetapi anarkisme dapat tumbuh dan menyesuaikan diri kondisi riil dalam suatu kultur, tanpa merubah konsep dasar anarki itu sendiri berdasar kultur sosial politik yang berbeda dari negeri asalnya, kebencian punk terhadap pemerintah merupakan determinasi moral untuk pemerintah itu sendiri sebagai cermin refleksidiri penguasa atas bobroknya sebuah system, pemerintah saai ini yang tak ubahnya seperti sebuah perusahaan yang diatur direktur danstaf - stafnya dengan mengadakan proyek - proyek besar bertendensi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dan segala kebijakan aturan perundang undangan yang pada akhirnya selalu menguntungkan para direktur dan staf staf nya dan juga para pemodal. hal ini juga dirintis oleh pemikir anarkis seperti Tolstoy, Muray bockhin, Erico malatesta, H Misbach, Malcolm, bahkan juga Samin Suro Sentiko orang Blora dari indonesia. Dari mereka sepakat untuk menolak bentuk pemerintahan yang melahirkan kepalsuan melalui system dan ketertindasan secara struktur maupun budaya.
Kita ambil contoh dengan system pendidikan yang selama ini ada. Pendidikan bukan sebagai cermin pencerdasan anak bangsa , akan penerapan konsep standarisasi tanpa melihan latar belakang kondisi setiap daerah yang sama sekali memprihatinkan, namun pemerintah hanya menerapkan konsep yang merugikan, dengan penerapan konsep yang systematis mereka pendidikan juga dijadikan kerap kali sebagai komoditas bisnis lalu dimana pendidikan hanya dijadikan sarana penggalian dana sebesar- besarnya dengan mengenyampikan didikan moral, etika, budi pekerti dan konsep kesetaraan yang mengutamakan kebersamaan dan tepo seliro ( istilah jawa ) yang selama ini telah menghilang, bahkan pada orde lama pendidikan kerap kali dijadikan media propaganda pemerintah, dan sebagai alat pencuci otak oeh mereka.
Lalu apa kaitan nya dengan punk, punk punya etika mandiri atau lebih dikenal D.I.Y (doit your self ) yang artinya kemandirian atau lebih jelasnya tidak tergantung pada kelas penguasa atau system yang ada. dari sudut pandang musik, sejarah, dan style (penampilan) punk sudah jelas diatas tertulis bahwa apapun yang di kenakan punk, hidup punk dan sejarah punk memiliki nilai perlawanan terhadap penindas (penguasa).
hal ini juga menjelaskan mengapa punk menjadi symbol perlawanan hingga tingkatan budaya.
jadi salahkah punk tumbuh dan berkembang saat ini ataukah lebih layak dari pada orang-orang yang malasdan selalu berkeluh kesah..atau juga seorang pecundang dengan pakain rapi padahal mereka seorang koruptor ??
Dapat ditarik kesimpulan bahwa punk adalah manifestasi dari konsep anarki. Seorang punk bukan seorang pemusik yang urakan dengan minuman dan hidup dengan segala kebebasan, akan tetapi menjadi seorang punk merupakan sebuah tanggung jawab yang besar ketika kita memilih jalan hidup dengan perlawanan, punk bukan trend,punk bukan pemusik, punk bukan penjahat, tapi kenali
Bawasanya punk merupakan sebuah akar rumput dari budaya perlawanan .
Keterkaitan Antara DIY Dengan Hardcorepunk
Kemandirian merupakan salah satu tiang penyangga yang tidak bisa dilepaskan dari hardcorepunk dengan segala aktifitasnya sebagai sebuah budaya tandingan terhadap budaya populer yang mendominasi, yang merasa tahu akan kebutuhan individu dan yang semakin hari semakin bernafsu untuk menguasai kehidupan masing-masing individu. Secara internasional, istilah kemandirian lebih dikenal dengan DIY (do it yourself). DIY pada dasarnya merupakan sebuah konsep yang dimaksudkan untuk menghilangkan ketergantungan lalu menggali lebih dalam serta memaksimalkan kemampuan dan talenta yang ada pada tiap-tiap individu untuk diolah secara bersama. DIY kemudian berkembang kepada masalah transparansi (kegamblangan atau keterbukaan ), bahwa setiap individu yang terlibat berhak untuk mengetahui kemana dan bagaimana distribusi waktu, tenaga, pikiran, kemampuan, informasi, hasrat, gairah, naluri, mimpi dan alat produksi yang sudah diolah secara bersama-sama tanpa adanya tekanan dan manipulasi dari individu atau pihak lain. Substansi( pemilahan ) dari filosofi DIY adalah memutus sikap ketergantungan serta memotong jalur (sekali lagi yang sifatnya mendominasi dan memonopoli) yang dilakukan oleh pihak-pihak dengan kepentingan profit semata.
Konsep DIY tidak akan bekerja secara maksimal tanpa partisipasi ( dukungan ) secara aktif, inisiatif ( keinginan ) dan peran dari masing-masing individu yang terlibat. DIY sendiri dipahami sebagai konsep yang fleksibel (lunak atau mudah ), membebaskan dan tidak tertutup terhadap kritikan serta pembaharuan, bukan hal absolute (mutlak ) yang menuntut kepatuhan di level ( tingkatan ) akut, bukan pula sesuatu yang bersifat dogmatis mengingat percepatan perubahan kondisi yang ada seringkali terjadi di luar perkiraan selain juga bahwa tiap daerah dan tiap komunitas memiliki fenomena ( tingkat kejadian ) dan tingkat permasalahan yang berbeda-beda. Setiap individu, setiap komunitas, setiap daerah berhak untuk melakukan improvisasi ( pengembangan )dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam korelasinya dengan konsep DIY karena hal ini memang bukanlah sesuatu yang disucikan bukan pula sesuatu yang tidak bisa diganggu gugat.
Dalam perkembangannya di komunitas hardcorepunk, DIY dalam setiap aktifitas yang dilakukan komunitas hardcorepunk semisal pembangunan basis ekonomi, pembuatan media (zine, rekord, band, dokumentasi, situs dunia maya, mailing list), desain, diskusi, mengelola pendistribusian atas segala hal yang diproduksi secara mandiri, mengkampanyekan pemboikotan, pengorganisiran gig/show, food not bombs, workshop atau pembangunan krisis center dan lain-lain. Keriangan dan kegembiraan dari aktivisme yang sifatnya informatif dan edukatif akan lebih terasa hangatnya jika dilakukan dalam koridor semangat DIY. Maksudnya adalah bahwa kita yang membikin, kita yang mengontrol pendistribusiannya, kita yang dapat memperkirakan pencapaian hasilnya dan kita pula yang mengatur segala sesuatunya tanpa harus tergantung dan menunggu pihak lain untuk mewujudkan. Sebuah waktu dimana setiap individu yang terlibat secara otomatis mendapat tuntutan untuk tidak menjadi pasif tapi jadilah aktif, jadilah subyek bukan obyek.
Tetapi seperti Wiji Thukul pernah bilang dalam puisinya ‘… bahwa dunia tidak akan bergerak hanya dengan omongan….’,
artinya konsepsi DIY hanya akan menjadi omong kosong bila hanya berakhir dalam diskusi debat kusir tanpa ujung, bila hanya ditulis dalam zine, bila hanya mengendap dalam dunia ide, bila hanya dicetakkan di kaos tanpa ada praksis kongkrit dalam keseharian tiap individu yang membicarakannya. Maka konsepsi ini memang butuh keseimbangan antara teori dengan praksisnya di dunia nyata supaya tidak berjalan timpang. Perlu juga dipahami bahwa DIY akan menjadi sangat ekslusif dan elitis jika hanya dianggap sebagai milik hardcorepunk, DIY adalah milik seluruh umat yang meyakini bahwa konsep kemandirian adalah jalan yang terbaik untuk melawan arus moderenisasi yang tanpa filterisasi dan meminimalis sifat konsumtif.
Posting Komentar